Malu merupakan perasaan yang wajar. Dalam beberapa hal perasaan malu justru sangat diperlukan. Tetapi ketika kita melihat anak kita sulit membuka diri pada lingkungan yang baru, susah berteman dan menghindari pergaulan, maka kita perlu memberikan perhatian dan perlakuan yang tepat.
Sangat penting bagi kita para orang tua untuk segera menyadari kalau anak kita pemalu. Jangan malah menyangkal kondisi ini dan malah mengatakan anak kita baik-baik saja. Segera cari tahu penyebabnya dan yang lebih penting cari tahu dan lakukan solusinya.
Meskipun ia tidak harus menjadi segera pemberani, Anda harus tetap mendorongnya untuk mengatasi rasa malunya dan membuatnya keluar dari ‘tempurung’-nya. Berikut adalah beberapa penyebab dan solusi yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya:
- Jika anak sulit menghadapi situasi baru. Anak akan sering mengalami situasi baru dan dia perlu belajar untuk cepat beradaptasi dengan situasi baru itu. Karena pengalaman anak yang masih sedikit (dibanding orsng dewasa) maka anak kadang cenderung menghindar dari situasi baru ini. Solusi: Dorong perubahan secara bertahap, jangan buru-buru anak segera berubah jadi pemberani. Beri waktu kepada anak untuk belajar mengatasi rasa malunya sesuai kemauan dan kemampuannya. anda tidak harus menargetkan kapan waktunya. Beri pujian bila dia berhasil mengatasi rasa malunya. Misalkan jika awalnya dia nggak mau berjabat tangan saat ketemu orang lain, maka ketika dia sudah mau berjabat tangan atau memberikan salam segera berikan pujian yang tulus. Kalau sesekali masih muncul rasa malunya untuk memberi salam/berjabat tangan ketika ketemu orang lain itu wajar, jangan bereaksi negatif misal mengatakan "gimana sih kakak ni kok gak mau salaman lagi?". Reaksi seperti itu dan apalagi disertai hukuman akan membuat anak semakin tertekan dan semakin malu.
- Sering diancam, ditakut-takuti, deicela atau dikritik oleh orang tua atau pengasuhnya juga akan membuat anak jadi pemalu. Anak akan selalu berprasangka bahwa dia akan mendapatkan reaksi yang negatif stiap bertemu orang lain. Prasangka negatif inilah yang akan membuat anak menghindari pertemuan dengan orang lain. Solusi: Hentikan kebiasaan mengancam, menakut-nakuti dan mencela untuk mendapatkan kepatuhan anak. Gantikan dengan kata-kata atau kalimat yang positif, yang mengandung motivasi, semangat dan pujian yang akan membangkitkan harga diri Anak. Ini akan sangat membantu anak mengatasi rasa malunya. Daripada menyuruh dengan kalimat: "Ayo mandi, nanti kalau nggak mandi tidurnya diluar biar digit ular dan digendong setan" Lebih baik diganti denga kalimat: "Kakak mandi dulu yuk, mau pake ember apa pakai shower? Kalau udah mandi nanti pasti jadi wangi dan suegerrr. Kakak juga jadi bersih dan sehat. Anak Sholih pasti mau mandi.."
- Pengasuhan yang tidak konsisten. Misalkan anak hari ini dihukum karena nggak mau sholat, tapi lain hari dibiarkan saja. Anak akan menjadi bingung dan akhirnya jadi pemalu. Solusi: Berlakulah kosisten dan terapkan disiplin yang baik, karena anak membutuhkan panduan yang jelas untuk mebangun perilakunya. Panduan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan akan membuat anak percaya diri dan tahu resiko apa yang akan dihadapinya bila melakukan suatu perbuatan.
- Anak cenderung meniru orangtuanya. Apabila orangtuanya pemalu maka anak akan cenderung menjadi pemalu juga. Bukan karena genetis, tapi karena meniru. Orang tua pemalu biasanya kurang bergaul dan tidak punya banyak teman sehingga anaknya akan kesulitan untuk belajar cara berteman dan cara berperilaku. Solusi: Atasi segera rasa malu Anda, tunjukkkan pada anak bagaimana cara bergaul, berperilaku dan berkomunikasi dengan orang lain. Anda bisa mulai dengan menyapa orang yang berpapasan, memberi salam saat bertamu dan berpamitan, dll. Coba sesudah memperkenalkan dia pada seseorang, libatkan dalam percakapan. Setelah melalui ‘pemanasan’, umumnya rasa malunya sudah jauh berkurang.
- Bawaan Lahir. Memang ada anak yang sudah tampak pemalu da usia 6 bulan, biasanya bayi yang pemalu akan tumbuh menjadi anak yang pemalu. Solusi: Perkenalkan anak dengan lingkungannya sesering mungkin, misalkan sering ajak bertemu dengan sebanyak mungkin orang dan ajak untuk bekomunikasi dengan mereka, ajak ke pertemuan, ajak ke toko yang berbeda-beda dan ajak ngobrol dengan pelayannya, dll.
- Anak terlalu dilindungi sehingga tidak punya kesempatan untuk mandiri dan kurang rasa percaya dirinya untuk membuat keputusan untuk dirinya sendir. Anak yang terlalu dilindungi akan cenderung merasa selalu tidak aman sehingga menjadi pemalu. Solusi: Mulai ajari anak untuk mandiri dan beri tanggung jawab sesuai usianya, misalkan beri kepercayaan anak untuk sisiran sendiri, gosok gigi sendiri, dll. Beri kepercayaan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, misal mencari buku ceritanya yang terselip, dll. Biarkan anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya, misal memilih mukenanya waktu diajak beli, memilih sepatu sendiri, dll.
- Orang tua tidak/kurang terlibat dalam mengasuh anak. Ada beberapa orangtua yang sengaja tidak mau terlalu terlibat dalam mengasuh anak dengan alasan agar anak tidak terlalu tergantung kepadanya (manja). Atau orangtua yang tidak punya waktu karena pekerjaan atau bisnisnya yang sangat menyita waktu. Ketidakhadiran orangtua dalam hidupnya akan menyebabkan anak merasa bahwa dirinya kurang berharga bagi orang lain. Anak akan merasa orang lain tidak berminat padanya. Ketika ada orang yang memperhatikannya dia merasa tidak nyaman dan tidak aman. Kadang juga anak menjadi panik ketika menjadi pusat perhatian. Solusi: berikan perhatian dan cinta yang cukup kepadanya. Tunjukkan kepadanya bahwa Anda benar-benar peduli akan dia dan masa depannya dan biarkan dia tahu bahwa anda menyayanginya. Anak yang tahu bahwa dirinya dicintai akan dengan mudah mengembangkan rasa percaya dirinya dan menghalau rasa/sifat pemalunya.
0 komentar:
Posting Komentar