Pengorbanan seorang ibu yang mengandung selama sembilan bulan dengan beban berat sejak awal kehamilan, harus diimbangi dengan sebaik-baiknya. Ini agar setiap anak bisa menjadi pembuka pintu surga yang tinggi bagi dirinya dan bagi orang tuanya. Setelah anak kita lahir, dia masih memerlukan tenaga, kasih sayang dan pengorbanan kita. Tidur kita jadi kurang, kadang kesehatan juga terganggu, dan pengorbanan-pengorbanan yang lain. Semuanya tidak akan pernah cukup untuk menghargai karunia Allah yang bernama "Anak".
Makanya Anak-anak kita harus kita antarkan menuju masa depan sebagai hamba yang banyak bersujud kepadaNya. Apapun yang ada padanya, kepada Allah dia abdikan.
Memberi nama adalah juga merupakan pendidikan anak yang paling awal. Pastikan kita memberikan nama yang baik kepada anak kita, karena nama yang baik juga akan menjadi motivasi sendiri bagi anak. Nama juga merupakan do'a.
Tetapi nama yang baik saja tidaklah cukup untuk mengantar anak ke gerbang kesuksesan. Nama yang memuat cita-cita besar hanyalah permulaan. Harus ada bekal yang kita berikan kepada anak kita agar kuat jiwanya, lembut hatinya, keras kemauannya, tangguh mentalnya dan bersemangat dalam hidupnya. Kita harus asah pikirannya, sentuh perasaannya dan kita kuatkan jiwanya.
Kecerdasan saja juga tidak akan cukup jika kita ingin mempersiapkan anak-anak kita mampu mengemban amanah pada zamannya. Sekadar cerdas saja juga tidak cukup jika kita inginkan anak-anak yang mampu menggenggam dunia di tangannya dan memenuhi hatinya dengan Iman.
Oleh karena itu menjadi orangtua harus mempunyai bekal ilmu yang memadai. Memasukkan mereka ke sekolah unggulan atau memberikan uang dan materi yang banyak juga tidaklah cukup untuk membuat anak kita menjadi manusia unggul. Sangat banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang.
Uang memang bisa membeli kasur yang empuk, tetapi uang tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Uang juga bisa membeli rumah yang lapang, tetapi tidak bisa membeli kelapangan hati untuk tinggal di dalamnya. Dengan uang kita juga bisa membelikan mereka televisi yang besar untuk menghibur mereka, tetapi bukan kebesaran jiwa untuk memberikan dukungan ketika mereka terjatuh.
Betapa banyak anak yang rapuh jiwanya, mudah terpengaruh oleh lingkungan dan mudah goyah. Padahal mereka tinggal di rumah yang sangat kokoh bangunannya. Mereka mendapatkan apa saja dari orang tuanya, kecuali perhatian, kasih sayang dan ketulusan.
Mungkin kita sudah merasa memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak kita dengan menyekolahkan mereka di sekolah-sekolah unggulan. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah anak-anak itu sedang dilemahkan jiwanya, karena tidak pernah menghadapi tantangan, dukungan, dorongan dan apresiasi yang seimbang. Mereka menjadi seperti ayam potong yang mudah patah jika terkena angin sedikit saja.
Banyak waktu, tenaga dan biaya yang sudah kita habiskan untuk membesarkan anak-anak kita. Pastikan kita luruskan niat kita dan perbanyak ilmu kita untuk mngantarkan mereka menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, sholih, mempunyai percaya diri yang tinggi dan kokoh imannya.
Setiap tahap perkembangan anak memerlukan perlakuan yang berbeda-beda pula. Sebagai orang tua kita harus terus belajar agar bisa mengasuh dan mendidik mereka dengat tepat. Segalanya menjadi mudah kau kita tahu ilmunya.
0 komentar:
Posting Komentar